INTISARI
Minyak jagung mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi yaitu sekitar 250 kilo kalori/ons. Selain itu juga minyak jagung juga mengandung sitosterol sehingga para konsumen dapat terhindar dari gejala atherosclerosis (endapan pada pembulu darah) yang disebabkan terjadinya kompleks antara sitosterol dan Ca++ dalam darah. Dalam minyak jagung juga terdapat banyak asam lemak essensial yang dibutuhkan pada pertumbuhan badan, sehingga minyak jagung jauh lebih baik bila dibandingkan dengan sumber minyak yang lain, apalagi bila dibandingkan dengan lemak yang berasal dari hewan. (Kataren, 1986)
Pengolahan minyak jagung dilakukan dengan cara ekstraksi biji jagung. Proses awal adalah pencucian untuk menghilangkan kotoran, kemudian dihancurkan sampai membentuk butiran-butiran kecil. Langlah selanjutnya yaitu ekstraksi dengan pelarut, dimana pelarut yang digunakan dalam percobaan ini adalah N-Hexan dan Cloroform. Ekstraksi dilakukan masing-masing dengan perbandingan (0:1 ; 1:0 ; 1:1 ; 1:2 ; 2:1) dengan rentan waktu yang dibutuhkan 1 dan 2 jam, dilanjutkan dengan proses pemanasan untuk memisahkan minyak yang terlarut selama proses ekstraksi. Proses selanjutnya adalah pemisahan pelarut dari minyak yang diperoleh dengan cara distilasi, dimana pelarutnya akan menguap terlebih dahulu karena memiliki titik didih yang lebih rendah. Proses akhir yaitu titrasi untuk mengetahui angka asam dan bilangan penyabunan minyak jagung.
Pada percobaan ini semakin lama waktu ekstraksi maka volume minyak yang dihasilkan semakin banyak. Volume minyak jagung terbanyak selama ekstraksi selama 1 jam adalah 4.2 ml, Sedangkan volume minyak jagung terbesar selama ekstraksi 2 jam adalah 4,8 ml. Bilangan Asam terbesar adalah 6.67 dan terkecil adalah 1.33, Sedangkan Bilangan penyabunan terbesar adalah 5.00 dan yang terkecil 1.33 Ekstraksi sebaiknya tidak dilakukan dengan waktu yang sedikit kurang dari 1 jam, karena minyak yang diperoleh akan sedikit.
